Kamis, 28 Juni 2012

Aggressive VS Proactive


Both of them are achiever, punya keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu. Kedengaranya gak ada masalah sampai kamu berada dalam situasi diantara keduanya.
Dalam mengejar sesuatu, normalnya orang akan langsung mengambil sikapnya masing-masing. Ada dua jenis achiever yaitu yang aggressive dan proactive. Tapi mereka yang agresif dan proaktif memiliki kesamaan dalam inisiatif dan ambisi. Gak ragu untuk memulai dan nge-set rencana untuk meraih sesuatu. Agresif sendiri di pahami sebagai perilaku serangan yang menyebabkan efek luka fisik maupun psikologis. Agresi-nya bisa berupa fisik, mental, dan verbal. Sigmund Freud, seorang psikoanalisis, merumuskan agresifitas sebagai sifat yang di dorong oleh insting alamiah. Istilahnya, agresif adalah fighting instinct dalam diri seseorang. Selain agresif sifat proactive juga dimiliki oleh seorang achiever. Proactif identik dengan keberanian untuk memulai sesuatu, inisiatif  tinggi dan ketekunan sehingga mencapai perubahan yang berarti. Agresif dan proaktif sama-sama bergerak maju untuk sebuah pencapaian.
In Between Situation
Lalu kenapa agresif dan proaktif perlu dipermasalahkan?  Jawabannya, karena ada situasi dimana kita sering kali rancu terhadap dua sikap ini. Kita kepingin banget mewujudkan sesuatu, meraih yang kita cita-citakan, mengejar mimpi-mimpi. Problem yang muncul, kadang kita suka terjebak dalam situasi dimana kita gak lagi bisa membedakan mana tindakan aktif yang tepat untuk dilakukan dan tindakan yang sudah melewati batas normal. Coba deh bayangin, kalo kamu lagi ngejar sesuatu otomatis segala cara seakan menjadi normal. Parahnya kalo cara yang kitalakukan sudah sampai mengorbankan kepentingan orang lain.  Kita seperti lupa dengan batas-batas dan ngerasa bahwa kegagalan adalah dosa besar. Wahh, kok sampe segitunya ya? Ya karena yang paling penting tujuan awal tercapai, whatever it takes. Kamu yang seorang achiever with gigantic fighting spirit semakin menekan keras-keras diri sendiri karena pada dasarnya seorang agresif akan usaha mati-matian. Mulai dari sini kerancuan terjadi. You push your self to hard and less appreciate process time.
Set The Boundaries
            Karakter yang bisa kita lihat dari sikap agresif yaitu usaha yang all-out, ambil posisi tinggi, melakukan usaha dengan serangan berupa ancaman yang kadang gak beralasan, dan menegaskan pada hasil maksimum diatas kualitas hasil itu sendiri. Dalam beberapa kasus, sifat agresif intended to cause pain or harm. Sedangkan yang jelas terlihat dari sikap proaktif adalah keberanian untuk memulai sesuatu, pintar dalam melihat dan memanfaatkan situasi, dan di barengi dengan kompromi. Menjadi proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Kita gak cuma memilih, tapi harus juga bertanggung jawab atas pilihan sikap dan perilaku yang kita ambil. Seorang proaktif membuat pilihan berdasarkan prinsip dan nilai yang kuat ketimbang sekedar suasana hati atau keadaan.
            Paham dengan situasi diantara keduanya, berarti kita tahu apa yang paling membedakan sikap agresif dan proaktif. Tanda yang paling jelas yaitu cara para achiever menjalani prosesnya dan bagaimana mereka dealing with something that come to them. Lalu kapan kita tahu usaha kita melanggar batas-batas dan nggak lagi bisa disebut wajar? Seseorang yang agresif kadang ngerasa “perlu” untuk mengorbankan kepentingan orang lain, demi apa yang mereka impikan. Hal yang mustahil terjadi pada seorang proaktif dimana mereka kenal dengan yang namanya kompromi dan negosiasi. They fight for what they want, sekaligus menyadari bahwa mereka juga butuh dengan pendapat orang lain. Nggak ada yang salah dengan memperjuangkan yang dicita-citakan. Baiknya, perjuangkan tanpa merusak kualitas dari hasil yang diinginkan. Aggressiveness happens when you lose your cool and try to intimidate or threaten others. Perhatikan deh ada batas-batas yang dilanggar oleh seorang agresif. Disadari atau nggak, pelanggaran dilakukan untuk sebuah pencapaian. Tiap orang kan punya batas moral, sehingga apa yang menurut kita normal bisa jadi sebaliknya untuk orang lain. Untuk seorang agresif yang melihat sebuah tujuan sebagai hasil, batasan-batasan menjadi “blur” sehingga kita bisa tanpa sadar mebuat orang lain menjadi korban.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar