Minggu, 22 April 2012

Childish Behaviour


“Duh…….Kamu tuh childish banget deh!”, kalimat itu mungkin sering kita denger kalo lagi berantem sama pacar. Hmm…Sebernya sifat childish itu kayak apa aja sih? Jangan-jangan orang yang ngatain kita itu bersifat childish?!
We Were Born with It
We were all born a child. Kita semua pernah ngerasain yang namanya jadi anak-anak. Masa-masa dimana kita selalu di maklumin, dimanja, bisa nangis kapan aja, dan bisa heboh berantem atau ngejailin temen-temen. But as time goes by, manusia beranjak dewasa dan harus menjalani fase hidup yang lebih serius dan penuh tanggung jawab. Sayangnya, banyak dari kita yang gamau nerima tanggung jawab itu dan masih suka membawa sifat kekanak-kanakan. Efek dari sifat childish ini gak, cuma ganggu orang lain yang akhirnya jadi sebel sama kita, tapi juga bisa ngerusak masa depan loh! Karena untuk menjadi dewasa yang berhasil, pantang punya sifat yang satu itu.
So What is Childish?
Jadi sebenarnya apa sih childish itu? Honestly, it’s not easy defining what childish is. Childish itu beda banget sama child-like, atau sifat-sifat yang yang dipunyai anak-anak, kaya innocent, trusting, unfeigned, dan pure. Childish punya konotasi negative, dimana seseorang yang udah dewasa masih bersikap immature dan sering bertingkah kaya anak-anak. Berikut ini nih beberapa ciri-cirinya :
Ø  Manja
Maunya serba dilayani dan gak mandiri. Sering ngeluh kalau ketemu sesuatu yang bikin repot atau gak nyaman
Ø  Irresponsible
Sering lalai ngerjain kewajiban dan tanggung jawab. Kalau melakukan kesalahan, nggak mau nanggung resikonya
Ø  Self-Centered
Kalo pengen sesuatu harus segera terpenuhi (emangnya bayi). Nggak mau ngalah dan selalu memikirkan dirinya sendiri.
Ø  Gampang Ngambek
Gampang marah, dan mudah tersinggung sampai kadang-kadang jadi cengeng.
Ø  Love to play around
Selalu ingin bersenang-senag. Nggak punya pendirian alias plin-plan. Susah ngambil keputusan dan sering terpengaruh sama omongan orang lain
Ø  Too lazy too think
Terlalu males buat mikir, bikin target hidup, atau melakukan tindakan untuk mewujudkan keinginan.
A Kid In All of Us
Masih inget gak sama iklan handphone yang lagi promoin fitur gamesnya dengan tagline “Ada sifat kekanakan dalam diri kita, itulah sebabnya ada games di ponsel kami.” Well, konon katanya, mau sedewasa apapun umur dan sikap kita, dalam diri setiap manusia tersimpan jiwa kanak-kanak yang masih suka bermain. Dan sebenarnya ini penting! Sometimes, kita memang nggak perlu terlalu serius menanggapi kehidupan. Sisi kekanak-kanakan kita bisa bikin hidup lebih berwarna dan bahagia. Maka itu, boleh aja sekali-sekali manja-manja sama pacar, nggak mau ngalah kakak/adik, atau being spontaneous  sekedar untuk bersenang-senang sama teman-teman. Tapi karena kita udah bukan anak-anak lagi, hal tersebut harus di seimbangkan dengan sikap dewasa. Yaitu dengan smart dalam memposisikan diri. Termasuk menahan sifat kekanak-kanakan yang kadang suka muncul di waktu yang nggak di duga. Selain itu, kita juga harus belajar menekan ego dengan membuka diri dan mau mendengarkan pendapat orang lain. So, pada dasarnya, you need to be childish, sometime asal tujuannya dan waktunya tepat, juga nggak ngerugiin orang lain.
It’s Not Easy Being Adult
Waktu kecil, kita pengen cepet-cepet gede, tapi pas gede pengen jadi anak kecil lagi. Hmhhhh…..dari pada holding on to your comfort-child-zone, mendingan persiapkan diri menghadapi usia dewasa. Mulai sekarang, coba praktekin yang ini…..
·         Problem solving oriented
Kalau ketemu masalah, jangan mengeluh. Langsung cari akar permasalahan dan cara mengatasinya.
·         Make decision
Ambil keputusan and stick to it. Kalo udah mutusin untuk buat gak beli sepatu atau baju baru, jangan tergoda oleh apapun.
·         Berani mengakui kesalahan
Akui kalo kita memang salah. Ini berat tapi ngajarin kita jadi lebih wise.
·         Belajar mandiri
Semua kebutuhan kita memang masih di-support orang tua, tapi gak ada salahnya belajar menghasilkan uang sendiri dari sekarang.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar